MAHASANTRI
DOSEN
ALUMNI
FASILITAS
Semoga kitab ini menjadi wasilah bagi kita semua untuk semakin dekat dengan Al-Qur’an, serta menguatkan tradisi ilmiah yang sudah lama diwariskan oleh para ulama.
Dari semua komponen yang telah disajikan, maka kita bisa menghasilkan resep ketenangan dalam menjalankan kehidupan ini; memperbaiki iman, beramal sholeh, mengerjakan sholat, dan menunaikan zakat. Atau jika disederhanakan; cukup menjauhi semua hal yang sia-sia dan melakukan semua kewajiban — terlebih jika diiringi dengan melaksanakan amaliyah sunnah, tentunya hal ini akan menjadi poin plus, bahkan dapat mengantarkan seseorang menuju kedekatan dengan Allah, sebagaimana sifat para wali yang Allah
Sabar, dalam pandangan Hidayatul Qur’an, adalah energi spiritual yang menumbuhkan rahmat sosial, menjadikan manusia lebih dekat kepada Allah dan lebih lembut terhadap sesamanya.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa kaidah “alif lām yang masuk pada ṣifah dan ism al-jins berfaedah istighrāq” tidak berlaku mutlak sebagaimana penjelasan dari ‘Ā’isyah bint al-Shaṭī‘ dalam lafadz al-Na‘īm pada surat At-Takatsur ayat 8 Melainkan berfaidah al-‘ahd al-dhihnī dengan melihat bagaimana lafadz tersebut digunakan dalam Al-Quran. Perbedaan menganggap huruf al-Ma‘ānī ini disebabakan perbedaan penggunaan metode penafsiran sehingga berdampak pula dalam memahami ayat Al-Qur’an.
Jadwal UTS dapat diunduh melalui tautan berikut: Download Jadwal UTS Ganjil
Syaikh Prof. Dr. Muhammad Salim Abu ‘Ashi menegaskan bahwa warisan keilmuan Islam (turats) harus disikapi secara moderat, yaitu tidak diterima secara membabi buta maupun ditolak secara total. Untuk relevan dengan realitas kontemporer, pemahaman Al-Qur'an harus didasarkan pada metode yang kuat, yaitu: Metodologi pemahaman teks (ilmu ushul fiqh). Metodologi verifikasi teks (ilmu musthalah hadits). Metode berpikir logis (ilmu manthiq). Beliau juga menekankan pentingnya membedakan Al-Q